Berdamai Dengan Covid-19 dan Cek Resiko Tertular dengan Test Virus Corona Online
Tak ada satu pun negara di dunia yang benar-benar siap menghadapi pandemi Covid-19. Sejak muncul di Wuhan akhir tahun lalu, dalam waktu yang cepat Covid-19 ini menebar ketakutan secara global dan menyebabkan begitu banyak kematian di seluruh dunia.
Berbeda dengan negara lain dalam mengatasi penyebaran virus, pemerintah Indonesia mengambil kebijakan PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) ketimbang lockdown. Poinnya, masyarakat diminta untuk tidak melakukan aktifitas di luar kalau tidak untuk hal yang benar-benar diperlukan. Begitu kurang lebihnya.
Namun setelah tiga bulan PSBB ini diterapkan nampaknya tidak cukup efektif menahan laju penyebaran virus secara signifikan.
Faktanya, curva penyebaran virus belum ada indikasi melandai. Mereka yang terinfeksi dan akhirnya meninggal pun tetap bertambah setiap hari, walaupun yang dinyatakan sembuh juga meningkat drastis.
Hingga saat ini tercatat lebih dari 18.000 kasus di Indonesia di mana lebih dari 1.200 orang meninggal karena virus ini. Dan, seperti ini masih terus berlanjut.



Menurut saya sih bukan karena kebijakannya yang salah. Kenyataannya masih banyak masyarakat yang mengabaikan PSBB dan tidak patuh pada himbauan pemerintah.
Seperti tak takut tertular, mereka beraktivitas di luar rumah, berkerumun, mengabaikan phsycal distancing bahkan tanpa memakai masker sama sekali.
Dari siaran televisi saya juga menyaksikan bagaimana pusat perbelanjaan mulai buka tanpa mengindahkan protokol kesehatan yang diberlakukan elama PSBB. Begitu pula kisruh penumpukan orang yang terjadi di bandara, stasiun dan tempat-tempat publik lainnya.
Melihat kenyataan ini, rasanya saya tak mungkin berharap pendemi ini akan berlalu dalam waktu yang cepat dan bisa hidup tanpa keterbatasan seperti dulu lagi.
Lebih-lebih WHO mengatakan bahwa vaksin virus SARS-CoV-2 yang menjadi biang keladi munculnya Covid-19 ini belum akan tersedia sampai akhir 2021.
Ya. Para ilmuwan dari seluruh dunia tengah berlomba-lomba menemukan vaksin virus yang konon berasa dari kelelawar ini.
Ah,


Berdamai dengan COVID-19
Lamanya waktu yang dibutuhkan untuk menemukan vaksin virus ini membuat dunia kompak dan bersepakat untuk menapaki kehidupan new normal alias “hidup berdamai” dengan Covid-19.
Di tanah air, hibauan berdamai ini bahkan disampaikan secara langsung oleh Presiden Joko Widodo sendiri beberapa waktu lalu.
...sampai ditemukannya vaksin yang efektif, kita harus hidup berdamai dengan Covid-19 untuk beberapa waktu ke depan.




Terlepas dari pro dan kontra, namun saya mencoba memahami himbauan tersebut dengan logika sederhana.
Saya yakin gak ada satu pun negara di dunia ini yang mau menahan warganya untuk tinggal di rumah hingga vaksin ditemukan. Masyarakat harus tetap produktif dan beraktifitas agar roda ekonomi tetap berjalan.
Maka kompromi paling realistis adalah masyarakat harus mampu beradaptasi dengan situasi dan kondisi saat ini namun tetap disiplin menjalankan protokol kesehatan dan ajuran pemerintah secara benar. Kurang lebihnya seperti itu.
Tak Mau Tertular Juga Tak Mau Kelaparan
Bagi saya, kesehatan adalah hal mendasar begitu juga dengan menjaga dapur agar tetap ngebul. Dengan kata lain, saya dan keluarga jelas tak ingin tertular Covid-19 namun juga tak ingin mati kelaparan.
Mengandalkan bantuan pemerintah yang bersifat temporer saja tidak cukup untuk hidup. Saya sendiri bahkan tak pernah melihat bentuknya seperti apa hingga saat ini.
Mau tak mau melakukan aktivitas ekonomis walaupun harus di luar rumah menjadi pilihan saya. Namun tetap dengan menjalankan protokol kesehatan dan mematuhui himbauan pemerintah agar tidak tertular dan menularkan Covid-19 kepada keluarga dan orang-orang terdekat.
Sejak muncul dua kasus pertama Covid-19 di Indonesia, pemerintah sebenarnya telah menyerukan himbauan dan ajuran bagaimana menjaga diri agar tidak tertular virus ini.
Saya merasa berkepentingan mematuhi himbauan tersebut untuk meminimalisir potensi tertular dengan sering mencuci tangan memakai sabun atau handsanitizer, menghindari memegang wajah dengan tangan kotor serta menutup mulut dan hidung saat batuk atau bersin.
Hal lain yang tak kalah penting adalah menghindari kontak dengan hewan, menggunakan masker saat bepergiaan, serta tetap menjaga jarak aman saat berinteraksi atau melakukan physycal distancing.
Lakukan Test Virus Corona Mandiri Secara Online di Halodoc.com
Sebagai orang yang sering melakukan aktifitas di luar rumah, saya sadar bahwa resiko tertular virus ini sangatlah tinggi. Maka kebutuhan mendeteksi potensi tertularnya virus dengan melakukan test virus corona menjadi hal yang tak boleh saya abaikan .
Sebenarnya pemerintah pusat maupun daerah sering melakukan test virus corona cepat (Rapid Test) secara massal. Namun pelaksanaanya belum bisa dikatakan menyeluruh dan hanya dilakukan di tempat-tempat dengan resiko penularan tinggi
Rapid test sendiri adalah pemeriksaan imunoglobulin. Ini hanyalah skrining awal virus corona menggunakan uji virus dari spesimen darah.
Namun Rapid test ini tidak berdiri sendiri. Reaksi imunoglobulin yang membutuhkan waktu sekitar seminggu maka rapid test tetap dibarengi dengan test atau pemeriksaan Polymerase Chain Reaction (PCR) atau apusan tenggorokan/kerongkongan.


Saya belum bernah melakukan kedua test di atas. Walaupun demikian saya sering melakukan cek risiko tertular virus corona ini secara mandiri menggunakan aplikasi test virus corona yang sediakan oleh halodoc.com.
Seperti halnya rapid test yang dilakukan pemerintah, test virus corona online halodoc.com ini juga mempunyai fungsi serupa yakni membantu skrining awal dalam mendeteksi COVID-19.
Bedanya, test virus corona online halodoc.com ini tidak menggunakan spesimen darah atau apusan tenggorokan namun hanya menjawab beberapa pertanyaan mengenai gejala atau risiko penularan COVID-19.
Dalam hal ini kejujuran dalam menjawab pertanyaan sangat penting. Nah, di akhir test virus corona online ini akan muncul hasil mengenai kategori risiko COVID-19, saran-saran serta tindakan yang perlu dilakukan.
Yang pasti, test virus corona halodoc.com ini selain gratis dan mudah digunakan. Bahkan didesain sedemikian rupa sehingga bisa dijalankan dalam berbagai jenis gadget baik dekstop, laptop, tabled maupun smartphone.
Saran saya, ada baiknya menginstall aplikasi halodoc.com di smartphone kemudian lengkapi data diri untuk mendapat berbagai manfaat lain, selain test virus corona secara gratis. Coba saja kalau gak percaya.



Mengakhiri tulisan ini, saya hanya mau bilang bahwa bila benar apa yang disampaikan WHO bahwa formula vaksin Covid-19 masih membutuhkan waktu bertahun-tahun maka sudah bisa dipastikan tak ada jalan lain selain berdamai dengan Covid-19.
Sampai di sini kita mesti legowo dan memupuk kesadaran untuk mengikuti petunjuk, arahan dan himbauan pemerintah bila ingin tetap melihat anak cucu kita tumbuh besar.
Selan itu apa pun jenis aktifitasnya, bila harus dilakukan di luar rumah dan bertemu dengan orang lain maka potensi tertular virus ini pun tinggi. Maka sering-sering saja melakukan test virus corona online di halodoc.com untuk mengetahui resiko tertular Covid-19 ini.
Terima kasih telah membaca artikel ini. Semoga bermanfaat.

