Namanya juga anak-anak, kalau memang nakal adalah hal yang biasa. Anak-anak belum bisa berfikir ala orang dewasa. Pemikirannya simple dan sesaat sesuai dengan tingkatan nalarnya. Apa yang biasa disebut nakal pada anak-anak memang membuat orang tua terkadang jengkel dan marah.
Pada titik kejengkelan tertentu, orang tua sering berbicara keras atau membentak anak. Atau bisa-bisa memukul pantat atau bagian tertentu dari anak. Dalam kasus tertentu orang tua bahkan sanggup membunuh anak sendiri karena amarah dan jengkel. Naudzubillah !
Membentak anak atau memukul anak ketika orang tua merasa jengkel dengan tingkah laku anak, secara psikologis berdampak buruk. Ini akan meninggalkan traumatik yang mendalam dalam diri anak. Masa anak-anak itu masa-masa meniru (imitasi) oleh karena apa yang dilakukan oleh orang tua kecenderungan akan ditiru anak. Hal inilah yang akan meninggalkan jejak traumatik tersebut dan bisa menjadi gunung es bagi anak kelak ketika sudah dewasa. Anak cenderung menjadi temperamental kalau menghadapi masalah-masalah serta mengcopy paste apa yang orang tuanya ajarkan dan lalukan kepadanya dulu.
Memberi pengertian anak juga tidaklah mudah. Tingkat pengertiannya yang masih rendah, menjadi hambatan untuk memahami hal-hal tertentu. Mari kita pahami hal ini. Cukuplah bersabar, kendalikan emosi diri atas kenakalan anak. Biarkan sesaat dalam kenakalannya, kenakalan anak itu berarti proses perkembangan jiwanya berjalan. Tarik ulurlah, “ajak berdamai” dengan bujukan-bujukan kecil untuk menenangkannya.
Kenakalan anak kita, itu yang akan kita ridukan ketika mereka dewasa. Bahkan mungkin kelak kita berharap kembali pada masa dimana anak-anak kita nangis merajuk meminta sesuatu atau bertengkar dengan saudaranya dan teman bermainnya.