Hingga Malam Ganjil ke 23 : Cahaya Biru dan Pesan Orang Tua Tak Dikenal – Syukur alkhamdulillah ya kita sudah masuk ke 10 hari terakhir di bulan Romadhon ini. Ada kesedihan yang tiba-tiba menyeruak dikalbu karena Romadhon yang berkah ini akan segera berlalu. Bisa jadi ini merupakan yang terakhir bagi kita, walau sesungguhnya kita berharap untuk berjumpa lagi tahun depan. Insya Allah.!
Masing-masing dari kita pasti mendapatkan pengalaman yang berharga memasuki 10 hari terakhir ini. Pengalaman rohani dalam menggapai ridhlo dan maghfiroh Allah.
Saya yakin bahwa setiap orang mendapati pengalaman berbeda-beda sesuai maksud dan tujuan awalnya. Saya menyebutnya sebagai “bonus tambahan” yang tidak disangka-sangka. Pengalaman-pengalaman rohani yang kita alami tersebut pasti ada hikmah tertentu yang barangkali kita belum mengetahuinya saat ini.
Cahaya Biru
Memasuki malam ganjil ke-23 saya masih mendapati cahaya biru berada disamping kiri. Cahaya tersebut muncul sekedipan mata. Muncul dengan cara cepat dan tidak lama. Sebenarnya, cahaya tersebut sudah terlihat semenjak tiga bulan lalu ketika saya rutin menjalankan sholat malam, tahajjud, hajat dan witir dengan membaca amalan-amalan dzikir.
Cahaya tersebut kadang muncul siang hari atau malam hari. Sering juga terlihat saat didepan laptop membuka socmed atau update blog. Sejatinya, saya tidak tahu cahaya apakah itu. Saya berlindung dan berpasrah diri kepada Allah jikalau cahaya tersebut adalah godaan atau bahkan ancaman bagi jiwa dan raga saya. Na’udzubillah.
Semoga saja bukan keburukan yang saya dapatkan karena munculnya cahaya biru tersebut. Saya membiarkan terjadi apa adanya dan berharap Allah yang akan menjelaskan hikmah dan maknanya dengan cara-Nya.
Orang Tua Tak Dikenal
Hari ke-23 bulan Romadhon, saya juga bermimpi bertemu dengan seorang bapak-bapak tua yang tidak saya kenal dan saya ingat wajahnya. Bapak tua tersebut memberikan secarik kertas putih bertuliskan lafadz “لا إله إلا الله – LA ILAHA ILLALLAH” dan Bapak tua itu berkata “amalan dzikirnya ditambahi kalimat ini“.
Karena kalimah tersebut adalah kalimat tauhid yang memiliki keutamaan yang agung dan tak dapat dihitung, maka saya tidak ragu lagi dan selalu membaca kalimah tersebut selepas sholat wajib dan sholat malam. Bahkan ketika dalam keadaan keraktifitas juga saya lafadzkan walaupun dalam hati
Saya yakin ada hikmah yang baik yang Allah rencanakan untuk saya dan keluarga. Entah apa itu, hanya Allah yang Maha Tahu. saya selalu berharap hikmah keselamatan bagi saya dan keluarga dalam kehidupan di dunia dan akhirat.
Mungkin saja Allah menjawab keyakinan hati saya bahwa kilaunya dunia ini sangat menipu dan menghasut kita. Saya tidak mau terjerumus kedalamnya dan menjauhkan pada tujuan akhir kehidupan. Tidak ada sebaik-baiknya tujuan kehidupan selain Sang-Khalik itu sendiri.
Begitulah romadhon kali ini terasa lebih indah dan memberikan kesan tersendiri bagi saya dan keluarga. Semoga Allah memelihara saya dan keluarga dari kehinaan, kesombongan, kekufuran dan aniaya diri. Amien Ya Robbal ‘Alamin