Jangan Bercita-Cita Menjadi Orang Sukses !

Orang Sukses

Jangan Bercita-Cita Menjadi Orang Sukses – Semalam saya kembali melakukan blog walking ke beberapa blogger dalam jagat maya yang kiat kompleks ini. Selain sebagai bentuk silahturrahim virtual mencari tambahan motivasi diri dan pengetahuan baru, aktifitas ini saya maksudkan sebagai hiburan setelah seharian mendampingi anak-anak dan melakukan tugas harian seorang ibu negara dalam keluarga.

Saya mampir ke sebuah blog yang sangat bagus dan spesifik karena hanya fokus membahas bahasa pengkodean (coding). Entah apa yang membuat saya berkunjung ke blog ini tetapi yang jelas saya sulit untuk memahaminya karena butuh keahlian khusus. Bahasa coding bukan interest saya.

Bukan isi posting blog yang menjadi ketertarikan saya akan tetapi profile penulis yang ada di menu about me. Sebagai informasi saja, kebiasaan saya bila masuk ke dalam blog orang lain, pertama kali saya mencari tahu dulu informasi tentang penulis, barulah setelah itu menjelajah satu persatu isi postingnya.

Dalam menu about tersebut, penulis menuliskan beberapa keterangan diri mulai dari asal usul maupun interestnya. Termasuk di dalamnya adalah cita-cita bahwa penulis ingin “menjadi orang sukses”. Apa yang menarik bagi saya ?

Walaupun “menjadi orang sukses” sangat umum dipakai untuk menggambarkan sebuah cita-cita (termasuk saya), Tetapi cita-cita ini justru meyebabkan saya salah jalan. Saya menyalahkan diri saya sendiri atas cita-cita itu. Hingga sedikit ada penyesalan begitu.

Kenapa demikian ?

Sayur Bening Berbeda Dengan Sayur Lodeh

Cita-cita menjadi orang sukses menurut saya sebuah cita-cita yang kurang tepat. Cita-cita seperti ini hanya terjadi di Indonesia yang kita cintai ini sebagai salah satu bagian kebiasaan momong anak, “Besok kalau besar mau jadi apa, le ?”

Saya pun baru menyadari bahwa sebuah cita-cita perlu ada ketegasan dan harus terdefinisi dengan baik. Kenapa demikian ? Hal ini penting karena erat kaitannya dengan langkah, upaya, usaha dan cara-cara dalam menggapainya. Disinilah letak kekurangtepatannya karena cita-cita menjadi orang sukses itu tidak terdifinisi dengan baik alias ambiguit. Akhirnya banyak yang salah jalan diawali dari kesalahan memilih jurusan pendidikan.

Sebagai analogi, misalnya ketika suami meminta saya membuatkan sayur bening. Maka sayur bening ini menjadi cita-cita saya sesaat untuk mewujudkannya. Definisi sayur bening sangat jelas bagi saya. Gambaran, bahan-bahannya dan cara pembuatanya secara umum pasti berbeda dengan sayur lodeh.

Rangkaian langkah selanjutnya adalah belanja ke pasar, membeli bayam, garam, dan bumbu-bumbu yang lain yang dibutuhkan. Bahan-bahannya jelas, tidak mungkin saya membeli bahan-bahan untuk membuat sayur lodeh.

Setelah itu berlanjut pada prosesi memasak air, mencampurkan bahan-bahan, mencicipi rasanya dan jadilah masakan yang namanya sayur bening. Terlepas dari rasa dan cara penyajiannya, tetapi itulah sayur bening yang diminta suami.

Kalau Ingin Jadi Dokter, Apa Bisa Melewati Fakultas Sospol ?

Serupa dengan analogi sayur bening dan sayur lodeh di atas adalah bila seseorang bercita-cita seseorang untuk menjadi dokter. Difinisi dokter sangat jelas yakni seseorang yang mempunyai keahlian menyembuhkan penyakit medis dengan ilmu kedokteran.

Oleh karenanya fakultas yang harus diambil adalah fakultas kedokteran dan 100% tidak akan sampai tujuan bila masuk fakultas hukum atau sospol. Dengan masuk ke fakultas ini, maka orang tersebut akan mempelajari ilmu-ilmu kedokteran misal Fundamental of Biomedical Sciences (FBS), anatomi tubuh manusia dan lain sebagainya. Setelah proses dilalui dengan baik maka setelah diwisuda jadilah dia seorang dokter.

Walaupun sudah berpredikat sebagai dokter, akan tetapi masih dokter umum belum spesialis karena untuk menjadi spesialis membutuh keilmuan tertentu yang lebih spesifik lagi. Akan tetapi cita-cita menjadi dokter sangan jelas disini dan terdifinisi dengan baik sehingga seseorang pasti akan mudah merencanakan langkahnya dengan tepat dari awal.

Hal ini sangat bebeda dengan cita-cita “menjadi orang sukses”. Selain karena sukses itu multi tafsir, cita-cita ini terlalu luas dan menimbulkan kesulitan untuk dirumuskan cara, pola dan langkah yang harus diambil. Kata sukses itu merupakan pelangkap dari cita-cita yang terdifinisi, misal dokter yang sukses, pengusaha yang sukses dan lain sebagainya.

Jadi, jangan bercita-cita menjadi orang sukses kalau tidak mau terdampar dalam situasi yang membingungkan dan tidak fokus dalam meraihnya. Masih mending bercita-cita menjadi ibu rumah tangga, itu jelas perkerjaannya dan salah satunya adalah menerima gaji suami di awal bulan