Ketika Opick Membuatku Menangis Ngeri – Selalu saja aku ngeri ketika mendengar lagu Opick yang berjudul “Bila Waktu Telah Berakhir“. Lagu ini sangat favorite bagi saya dan tidak ada yang bisa menyentuh hati selain lagu ini. Selain ngeri, juga membuatku menangis bila mendengarkannya. Lagu ini ada dalam album berjudul “Istighfar” yang dirilis pada 1 Oktober 2005 dan merupakan album ketiga setelah Pasar Malam di Kepala Mu (1999) dan Tak Ada Habisnya (2003).
Liriknya sederhana sekali tetapi begitu menyentuh. Seperti bilah pedang yang tajam menghujam ke relung hati. Subhanallah…!
Bagaimana kau merasa bangga, akan dunia yang sementara. Bagai manakah bila semua, hilang dan pergi meninggalkan dirimu.
Sesungguhnya dunia ini adalah fana. Dunia tidaklah kekal. Semua akan hancur pada waktunya bila serunai sangkakala ditiup oleh Malaikat Israfil dipenghujung waktu kelak. Fananya dunia sama seperti fananya manusia itu sendiri, yang umurnya telah tertawar oleh takdir dan kematian. Mencapai umur 100 tahun saja sangatlah jarang setelah itu mati berkalang tanah.
Falsafah Jawa yang mengatakan bahwa “Urip iku Koyo Wong Mampir Ngombe” adalah benar adanya, bahwa dunia dan isinya bersifat sementara seperti pengelana yang mencari segelas air minum karena kehausan, setelah itu sudah.
Entar kita entah isinya dunia yang akan meninggalkan kita. Yang pasti semua menjauh dan menghilang, apapun yang ada didekat kita. Suami, istri, anak dan kerabat dekat akan meninggalkan kita sendiri kelak tanpa terkecuali.
Bagimanakah bila saatnya waktu terhenti tak kau sadari. Masikah ada jalan bagi mu untuk kembali mengulang ke masa lalu.
Kematian menjadi hal yang pasti. Datang kapapun juga tanpa diketahui. Kematian adalah proses transisi perpindahan alam fana ke alam abadi. Ketika ruh dicabut dari badan maka akan menutup semua amalan. Beruntung bagi manusia yang menyadari ini. Hingga berhati-hati dalam menjalani kehidupan di dunia.
Menyesal bagi manusia yang lalai. Ruh akan meronta-ronta meminta untuk kembali mengulang ke masa lalu dan berharap bisa mengubah menjadi kebaikan seumur hidup. Sekali-kali itu tidak mungkin terjadi dan tidak ada jalan untuk kembali.
Dunia….di penuhi dengan hiasan semua..dan sgala yang ada akan kembali pada nya
Apapun yang ada di dunia ini, pada waktunya akan kembali kepada pemilik-Nya, Allah SWT, Tanpa terkecuali. Maka tidak ada kekuatan apapun yang mampu menolaknya. Warna-warni dunia tidak ada artinya ketika itu. Sesungguhnya Allah-lah sebaik-baiknya tempat kembali.
Bila waktu tlah memanggil, teman sejati hanyalah amal, bila waktu tlah terhenti, teman sejati tinggalah sepi…
Pertanyaannya, apakah kita sudah mempersiapkan diri bila Allah memanggil ? Apa yang terjadi atas diri kita ketika kita menjadi penghuni liang lahat yang berukuran tidak lebih dari 1 x 3 meter ? Apakah cukup sampai disitu saja akhir kehidupan yang sesungguhnya ?
Ya Allah, aku berpasrah diri kepada-Mu atas segala sesuatu hal. Selamatkanlah diri hamba dan segenap keluarga serta saudara-saudara seiman dari siksa khubur, mudahkanlah menjawab pertanyaan munkar-nakir, Haramkan tubuh kami dari api neraka, beratkanlah timbangan kami serta mudahkanlah meniti shiratal mustaqim. Amien.