Menjaga Imunitas Tubuh Dengan Nutrisi Sehat di Masa Pandemi
Sejak kasus pertama di Indonesia diumumkan pada Pebruari 2020, saya berfikir bahwa Covid-19 ini akan sangat cepat teratasi. Namun nyatanya, pandemi yang disebabkan oleh virus corona jenis baru ini masih menjadi mimpi buruk hingga saat ini. Apa yang sebaiknya dilakukan agar tak tertular virus ini ?



Hingga saat ini curva penyebaran Covid-19 belum benar-benar melandai. Menyimak data dari laman resmi Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19, seminggu belakangan ini penambahan kasus terkonfirmasi bahkan lebih dari 2.000 per hari.
Hampir setiap hari muncul kluster-kluster baru yang berkonstribusi pada penambahan jumlah kasus infeksi seperti di Banyuwangi, Surabaya, Yogyakarta, Bekasi dan beberapa wilayah lain yang notabene berasal dari pusat bisnis dan industri.
Sulit ditebak kapan pandemi ini akan berakhir. Apalagi hingga saat ini belum ada informasi ekplisit bahwa vaksin virus yang konon berasal dari kelelawar ini telah ditemukan.
Alih-alih tahun ini, WHO sendiri bahkan mengatakan kalau vaksin Covid-19 ini masih belum bisa tersedia setidaknya hingga akhir tahun 2021, itu pun dengan sedikit keberuntungan.
Mau dibilang apa, Covid-19 nampaknya masih akan menjadi “mimpi buruk” dalam waktu yang lama. Aktivitas pun akan tetap terbatas hingga vaksin virus yang telah merenggut ratusan ribu orang di seluruh dunia ini benar-benar ditemukan.
Kini kita harus hidup dan beradaptasi dengan era kenormalan baru, New Normal Life.
Sulit ditebak kapan pandemi ini akan berakhir. Apalagi hingga saat ini belum ada informasi ekplisit bahwa vaksin virus yang konon berasal dari kelelawar ini telah ditemukan.
ANTARA EUPORIA DAN KESALAHAN PENAFSIRAN TENTANG PELONGGARAN PSBB
Pelonggaran PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) dalam kerangka adaptasi kenormalan baru akhirnya memang menjadi pilihan kebijakan pemerintah. Langkah ini diambil agar roda ekonomi kembali berputar.
Seperti hujan di kemarau yang panjang, pelonggaran ini disambut euporia seluruh masyarakat di berbagai wilayah. Jalan-jalan mulai ramai. Pusat-pusat ekonomi masyarakat seperti pasar, mall, angkringan dan warung pun mulai dipadati oleh masyarakat.
Ya. Kejemuan di rumah berbulan-bulan selama PSBB memang menjadi salah satu alasan kenapa mereka menyambut dengan gembira pelonggaran tersebut. Sayangnya, masyarakat larut dalam euporia pelonggan PSBB tersebut, bahkan terkesan berlebihan. Faktanya di sana-sini masih banyak orang melanggar protokol kesehatan yang dianjurkan pemerintah.
Saya sendiri sering menemui ada begitu banyak orang berkumpul dan berinteraksi tanpa batas jarak aman (Physical Distancing), bahkan tanpa menggunakan masker atau face shield.
Sayangnya, masyarakat larut dalam euporia pelonggan PSBB tersebut, bahkan terkesan berlebihan. Faktanya di sana-sini masih banyak orang melanggar protokol kesehatan yang dianjurkan pemerintah.
jengyuni.com





Melihat fakta ini, menjadi sangat wajar kalau curva covid-19 tidak segera melandai. Potensi pelanggaran protokol kesehatan sangat besar yang berdampak pada memunculkan kluster-kluster baru penyebaran virus.
Sepertinya ada kesalahan penafsiran dalam masyarakat tentang pelonggaran PSBB. Pelonggaran malah diartikan sebagai sebuah kebebasan. Mereka bebas sebebas-bebasnya dalam beraktivitas karena berfikir virus corona sudah musnah.
Tidak! Virus corona sama sekali belum hilang! Faktanya secara global hingga detik ini virus corona masih menebar ketakutan dan menyebabkan begitu banyak kematian.
Bahkan, virus yang muncul pertama kali di Wuhan, China, akhir tahun 2019 ini telah bermutasi menjadi virus Corona jenis baru dengan tingkat infeksi lebih cepat dan masif seperti yang terjadi di Jawa Timur.
Sayangnya, masyarakat larut dalam euporia pelonggaran PSBB tersebut, bahkan terkesan berlebihan. Faktanya di sana-sini masih banyak orang melanggar protokol kesehatan yang dianjurkan pemerintah.
Dengan kata lain, aktivitas hidup masih belum bisa sebebas dahulu. Abai terhadap protokol kesehatan adalah prilaku tak bijak sama sekali karena siapa pun dan kapan pun masih bisa tertular dan menularkan virus berbahaya ini. Tak pandang kaya atau miskin, status gender, usia dan sebagainya.
BERTANGGUNG JAWAB ATAS KESEHATAN DIRI SENDIRI & KELUARGA
Saya yakin tak ada satu pun negara di dunia yang siap menghadapi pandemi ini. Di lain sisi, tak mungkin pula menanggung hajat hidup warganya ketika harus di rumah berbulan-bulan.
Negara sekelas Amerika, Inggris dan Perancis dengan fondamental ekonomi yang kuat saja mengalami kegoncangan ekonomi yang luar biasa karena situasi ini. Apalagi negara kita yang secara angka di bawah mereka.
Maka, penting bagi setiap individu untuk bertanggung jawab atas kesehatan diri sendiri dan keluarga di era adaptasi kebiasaan baru ini. Langsung atau tidak langsung, prilaku ini akan berdampak besar bagi kesehatan lingkungan.
Sebenarnya pemerintah telah memberikan guidance secara jelas dengan protokol kesehatan selama pandemi. Kita tinggal mematuhinya dengan baik seperti tidak bepergian keluar rumah selain untuk hal yang sangat mendesak. Kalau pun harus keluar rumah, maka selalu memakai masker atau face shield serta menjaga jarak aman saat berinteraksi dengan orang lain.



Sulit ditebak kapan pandemi ini akan berakhir. Apalagi hingga saat ini belum ada informasi ekplisit bahwa vaksin virus yang konon berasal dari kelelawar ini telah ditemukan.
Selain itu, hal penting lain yang harus dilakukan adalah menutup mulut dan hidung ketika bersin, tidak menyentuh wajah dalam keadaan tangan kotor, rajin mencuci tangan dengan sabun serta melakukan covid test kalau memungkinkan.
Pakai Masker
Pakai masker ketika bepergian
Cuci Tangan
Rajin mencuci tngan dengan sabun atau gunakan handysanitizer
Jaga Jarak
Jaga jarak aman (1-2 m) betika berinteraksi dengan orang lain
Hindari Kontak Dengan Pasien Terinfeksi
Hindari kontak dengan seseorang yang positif terinveksi Covid-19
Tutup Saat Batuk Atau Bersin
Tutup mulut dan hidung dengan lengan ketika batuk atau bersin
MENJAGA DAN MENINGKATKAN IMUNITAS TUBUH SELAMA PANDEMI
Selain menjalankan protokol kesehatan sesuai anjuran pemerintah, hal tak kalah penting yang harus dilakukan selama pandemi adalah menjaga dan meningkatkan imunitas (kekebalan tubuh).
Menurut Dr. dr Reihana, M.Kes, Kepala Dinas Kesehatan Propinsi Lampung, dalam Webinar dengan tema “GGF Turut Menjaga Kesehatan dengan Gizi Optimal di Masa Pandemi COVID-19”, kekebalan tubuh bisa didapatkan dengan menerapkan kebiasaan hidup sehat. Hal yang harus dilakukan diantaranya dengan melakukan aktivitas fisik, tidak merokok serta mengkonsumsi makanan sehat dengan nutrisi dan gizi seimbang setiap hari.
Lebih lanjut, dalam webinar yang diselenggarakan oleh GGF (Great Giant Foods) pada tangga 11 Agustus 2020 tersebut beliau menjelaskan bahwa selama pandemi, makanan sehat dengan gizi seimbang untuk meningkatkan sistem kekebalan tubuh bisa berasal bahan makanan seperti daging, telur, kacang-kacangan, umbi-umbian dan utamanya adalah dari buah dan sayuran.


Bahan-bahan makan tersebut dibutuhkan oleh tubuh karena menjadi sumber ketersediaan zat-zat penting seperti:
- Vitamin A yang berfungsi mengatur sistem kekebalan tubuh serta perlindungan terhadap berbagai infeksi;
- Vitamin C yang berfungsi merangsang pembentukan antibody serta meningkatkan kekebalan tubuh;
- Vitamin E yang selain meningkatkan kekebalan tubuh juga berfungsi menetralkan radikal bebas, serta,
- Zinc yang secara umum berfungsi mengoptimalkan kerja sistem kekebalan tubuh.
Dr. dr Reihana, M.Kes.
Kepala Dinas Kesehatan Propinsi Lampung,
Modal Title

MENJAGA IMUNITAS TUBUH BERSAMA SUNPRIDE
Ketika imunitas tubuh menjadi salah satu faktor yang menentukan agar tidak mudah tertular Covid-19 maka menjaga dan meningkatkan sistem imun tubuh menjadi sebuah keharusan.
Hal itu pula yang memotivasi saya dan keluarga merubah gaya hidup menjadi lebih sehat dan teratur serta memenuhi segala nutrisi sehat yang dibutuhkan oleh tubuh, terutama kebutuhan Vitamin C.
Seperti apa yang disampaikan Dr. dr Reihana, M.Kes, Sejak dulu saya pun meyakini kalau Vitamin C merangsang pembentukan antibody serta meningkatkan kekebalan tubuh.
Sayang sekali Vitamin C tidak bisa diproduksi sendiri oleh tubuh. Untuk memperoleh segala manfaat Vitamin C ini, saya sekeluarga mendapatkannya dari buah-buahan.
Konsekwensinya, sejak pandemi Covid-19 kebutuhan konsumsi keluarga akan buah-buahan meningkat dibanding waktu sebelumnya. Ya ini logis dan tak dapat dihindari.
Namun bagi saya yang penting adalah semakin menguatnya imunitas tubuh agar tidak mudah terpapar Covid-19. Apalagi buah-buahan juga mempunyai berbagai manfaat lain selain untuk merangsang pembentukan antibody dan kekebalan tubuh.
Sumber – Kemenkes RI

Beruntung bahwa tak jauh dari rumah terdapat minimarket modern jaringan lokal maupun nasional yang selalu menjaga stok berbagai jenis buah-buahan segar, terutama dengan merk Sunpride.
Sejak saya menikah hingga sekarang, saya sudah terbiasa mengkonsumsi produk buah-buahan dari Sunpride mulai pisang cavendish, jambu bij, mangga, pepaya, jeruk dan sebagainya.

Sunpride adalah merk dagang produk-produk buah-buahan yang dipasarkan oleh PT. Sewu Segar Nusantara (SSN) yakni bagian dari Great Giant Foods GGF), sebuah perusahaan pangan dan agribisnis terbesar dan terkemuka di Indonesia.
Ibu Luthfiany Azwawie, Head of Project Management and Marketing PT. SNN, sebagai pembicara kedua webinar menjelaskan bahwa GGF itu sendiri berada di bawah group investasi besar bernama Gunung Sewu Kencana yang di dalamnya meliputi Great Giant Pineapple-GGP, salah satu dari tiga produsen, pengolah, dan penyedia nanas teratas dunia juga penghasil Pisang Cavendish terbesar di Indonesia.
GGF juga mengoperasikan tempat pemberian pakan sapi (Great Giant Livestock-GGL) yang juga terbesar ketiga di Indonesia serta unit-unit usaha besar lainnya seperti GGF International, Re juve, bahkan hingga Klub sepak bola Badak lampung.

Terkait dengan agrobisnis, GGF ini memlihi perkebunan dan fasilitas pengolahan terintegrasi yang berada di atas lahan seluas 30.000 hektar di Lampung, Sumatera.
Selain di Lampung GGF juga memiliki fasilitas produksi di Blitar, Jawa Timur, dan segera membuka fasilitas produksi baru di Sumatera Utara, Aceh dan Bali. Artinya, buah-buahan yang dihasilkan adalah produk dalam negeri (buah nusantara) karena dihasilkan dari kebun sendiri.
Yang menarik bagi saya, GGF ini mempunyai fasilitas produksi kelas dunia yang ramah lingkungan (World’s Single Largest Green Production Facility). Semua alur produksi dari mulai pembibitan hingga panen dilakukan di dalam fasilitas produksi terintegrasi yang menerapkan pola pengelolaan Sustainable Integrated Farming Model dengan Green Formula. Tujuan adalah untuk melindungi lingkungan dan kekayaan hayati yang ada di dalamnya sehingga memberikan kebermanfaatkan secara keberlanjutan..



Dengan fasilitas seperti ini, tak mengherankan kalau produk-produk buah dengan merk Sunpride mempunyai kualitas tinggi dan mendapat berbagai penghargaan dari Forbes Indonesia Awards dan sukses mendapatkan penghargaan sebagai 1st Champion of Indonesia Original Brand tahun 2016, 2017 dan 2020 dari SWA.
kualitas produk buah Sunpride juga telah mendapatkan sertifikasi G.A.P (Good Agricultural Practices) yakni teknis penerapan sistem sertifikasi proses produksi pertanian yang menggunakan teknologi maju ramah lingkungan dan berkelanjutan, sehingga produk panen aman dikonsumsi, kesejahteraan pekerja diperhatikan dan usahatani memberikan keuntungan ekonomi bagi petani.
Terlepas dari itu semua, bagi saya produk-produk Sunpride tak hanya memiliki kualitas terbaik namun juga memiliki range harga yang relatif terjangkau atau kompetitif.
Saya juga tak kesulitan mendapatkannya karena mudah di dapat dan tersedia di mana-mana terutama di modern market-modern market di setiap kota di Indonesia bahkan tersedia secara online melalui ecommerce-ecommerce besar di Indonesia.
Lebih dari itu, Sunpride membantu saya sekeluarga meningkatkan imunitas tubuh selama Pandemi Covid-19 yang belum tahu kapan akan berakhir ini.
