Jangan Salah Kaprah, Begini Merumuskan Resolusi 2019 Yang Benar
Tahun 2018 telah berlalu dengan segala kenangan yang tertinggal bersamanya dan saat ini kita baru saja menginjakkan kaki di tahun 2019 dengan berjuta misteri di dalamnya. Apa resolusimu?
Resolusi 2019 – Tahun 2018 telah berlalu dengan segala kenangan yang tertinggal bersamanya dan saat ini kita baru saja menginjakkan kaki di tahun 2019 dengan berjuta misteri di dalamnya.
Nah, memasuki tahun baru, sudah menjadi tradisi umum bila orang-orang mengawalinya dengan membuat resolusi.Buktinya, hampir seluruh laman medsos kebanjiran status yang berisi Resolusi 2019 dari para penghuninya. Begitu pula dengan postingan-postingan blog.
Saya suka sekali membacanya. Banyak yang menginspirasi, namun banyak pula yang membuat saya ngakak berguling-guling sambil menepuk jidat sendiri.
Masa iya ada yang terang-terangan bikin Resolusi 2019 pengin ganti pacar baru. Waduh, itu resolusi yang tak umum menurut saya.
Tega ! Masa pacar seperti batang pohon tebu saja, habis disesep manisnya lalu sepah dibuang begitu saja. Tapi kalau itu benar dan bukan sekedar joke, pasti ada alasan tersendiri.
Ada juga yang mempunyai resolusi pengin traveling ke luar negeri, punya rumah, mobil, motor, punya ini dan itu. Ya ini umum sekali. Namun tahu gak sih, ternyata resolusi-resolusi seperti itu kalau disambungkan dengan asal muasalnya ternyata salah kaprah. Kok bisa ?
Resolusi Beda Dengan “Make a Wish”
Ya. Resolusi tahun baru itu beda dengan “make a wish” seperti halnya orang mau tiup lilin ulang tahun atau ketika melihat turunnya hujan pertama setelah berlalunya musim kemarau yang panjang.
Kalau dilihat dari asal muasalnya, tradisi membuat resolusi tahun baru berasal dari artikel koran Boston pada 1 Januari 1813 ini sebenarnya merujuk pada perjanjian dengan diri sendiri (Self Commitment), bukan permohonan (Wishes).
Komitmen tentang apa ?
Ialah tentang mengubah sifat (character), perilaku (behavior) dan kebiasaan buruk (bad habbit) di tahun sebelumnya untuk menjadi lebih baik dan berkualitas di tahun baru.
Jadi, resolusi tahun baru semiotiknya adalah niatan (desire) berubah menjadi pribadi yang lebih baik, atau sarana memperbaiki diri. That’s it.
Maka, kalau ada yang nulis resolusi pengin rumah dan mobil baru, pengin punya pacar, pengin menikah lagi dan sebagainya, itu adalah polarisasi dari histori awalnya atau tidak sesuai dengan asal-usulnya.
Contoh lainnya,
“Resolusi 2019 : Saya ingin ikut kursus website atau kursus design grafis di Dumet School, agar bisa bikin website dan pinter desain.
…dan bla-bla-bla !”
Menurut saya itu sudah salah kaprah dan tentu saja itu juga bukan sebuah resolusi tahun baru. Lho, kok gitu ?
Ya. Ikut kursus di Dumet School bukan sebuah resolusi karena Dumet School bukan self commitment akan tetapi sebuah cara, aksi dan tindakan dalam mewujudkan resolusi.
Sampeyan masih bingung ?
Ah, kalau masih bingung coba pahami ilustrasi dengan bahasa saya, berikut ini deh.

Kondisi 2018
Tahun 2018 lalu, saya terlalu menyia-nyiakan waktu karena belajar internet marketing dan desain grafis hanya secara mandiri lewat internet sambil begadang.
Akibatnya, saya merasa skill saya jadi nanggung dan susah untuk berkembang karena tidak didasari dengan landasan teori yang betul.

Resolusi 2019
Maka tahun di 2019 ini saya bertekad mengubah kebiasaan yang kurang menguntungkan itu menjadi lebih baik dan efisien yakni kebiasaan belajar tanpa bimbingan, begadang dan membuang-buang waktu sia-sia.
Aksi Mewujudkan Resolusi 2019
Oleh sebab itu, cara terbaik yang harus saya lakukan adalah ikut kursus di Dumet School agar mendapat bimbingan langsung para mentor yang ahli dibidangnya serta agar skill saya betul-betul matang dan langsung bisa menghasilkan karya untuk #menjemputrejeki2019.
Gimana sudah enggak bingung, kan ?
Ya. Konstruksi rumusan resolusi tahun baru kalau menurut asal-usul harusnya seperti itu. Dengan kata lain, resolusi itu sebuah fiksi (bukan fiktif) yang membangkitkan logika berfikir dan berbuat begitu kalau kata Rocky Gerung.
Jadi, kalau kamu terlanjur membuat rosolusi tahun baru seperti kebanyakan orang yakni ingin memiliki rumah, mobil, jalan-jalan keluar negeri dan sebagainya, ada lebih baik kalau diubah dulu.
Tetapi kalau kamu keukeh karena punya referensi lain, ya apa boleh buah. Up to you-lah !
Lagian resolusi tahun baru hanyalah sebuah kebiasaan tak tertulis sebagai bagian dari budaya manusia serta tidak diatur dalam hukum positif manapun.
Artinya, kalau toh pun ada yang salah kaprah dalam merumuskan, 100% gak bakalan ditangkap pak polisi dan diadili. Bener gak, sih ?
Seberapa Penting Sih Bikin Resolusi ?
Resolusi tahu baru sebenarnya penting ‘gak penting sih.
Maksudnya ?
Maksud saya itu, penting bagi yang merasa itu penting begitu pula sebaliknya bagi yang mengganggap ‘gak penting. Kok begitu ?
Iya, karena resolusi tahun baru itu bersifat fakultatif alias boleh dilakukan boleh juga tidak. Enggak ada paksaan sama sekali. Namun bagi saya, resolusi itu penting karena menjadi salah satu cara untuk restrospeksi atas apa yang telah saya perbuat di tahun 2018. Pun, juga menjadi cara saya untuk berdamai dengan masa lalu demi kehidupan yang lebih baik di masa mendatang.
Banyak pakar juga menganggap demikian. Sebut saja seperti Marie Hartwell-Walker, psikolog dan konselor keluarga dari Massachusetts, yang juga penulis buku bagus berjudul Unlocking the Secrets of Self-Esteem: A Guide to Building Confidence and Connection One Step at a Time.
Ia mengatakan kalau membuat resolusi tahun baru adalah tradisi yang penting. Setidaknya dengan menetapkan sebuah resolusi di tahun baru, orang-orang bisa mengontrol dirinya sendiri tentang apa yang diinginkan dalam hidup. Selain itu resolusi juga melatih otak dan mendirect seseorang mengatur tujuan hidup selama satu tahun ke depan. Intinya, dengan resolusi tahun baru, seseorang jadi tahu akan ke mana dan bagaimana melangkah kaki di tahun yang baru.

Memangnya Apa Resolusi 2019 Jengyuni?
Ketika dunia sudah mengglobal dan bertemu dalam sebuah jaringan bernama internet, para pelaku bisnis sebenarnya sudah menyadari kalau nama domain mempunyai makna strategis bagi bisnis. Domain bukan hanya sekedar tuntutan jaman, lebih dari itu adalah langkah besar dalam mengelola keberadaan institusi bisnis dalam belantara Internet yang penuh dengan berbagai kemungkinan (probability).
Apa yang lain ? Coba tengok 4 (empat) hal pentingnya domain bagi bisnis berikut ini,
Resolusi 2019 ?
Punya dong. Tetapi saya cuman punya satu resolusi tahun ini. Banyak orang bilang resolusi ini mudah, tetapi tidak cukup mudah bagi saya. Buktinya tahun lalu saya gagal total memujudkannya. Apa itu ?
Saya mau meninggalkan kebiasaan kurang baik yakni mengurangi atau bahkan menghentikan sama sekali kebiasaan “ngemil”. Kenapa ?
Kebiasaanya saya ini menjadi terdakwa utama yang bikin tubuh saya melar, walaupun enggak sampai gembrot-gembrot amat.
Rasa-rasanya saya juga sudah ‘lumayan bosan’ dengan predikat “SETU LEGI” alias Setengah Tuwo Lemu Ginuk-Ginuk. ha..ha..ha…
Tapi yang penting, sya juga sadar kok kalau semakin tambah umur tubuh sangat beresiko terhadap berbagai penyakit berbahaya, terutama penyakit yang ditimbulkan dari masalah kegemukan.
Nah, dengan menghentikan kebiasaan ngemil ini setidaknya saya bisa menjaga berat badan, selain mengimbanginya dengan aktifitas yang berkeringat.
Betul. Memang gak bakal mungkin bisa selangsing Fan Bing Bing (artis Hongkong) atau seindah tubuh Sayesha Saigal (artis India), dua artis idola suami saya.
Tetapi, setidaknya tubuh tidak bertambah gemuk. Tahu gak’ sih karena gemuk itu berat.
Satu hal lagi adalah biar suami tambah sayang ha..ha..ha..!
Jadi, memasuki tahun 2019 ini mau tak mau saya lebih ketat mengatur jadwal makan, tidak menganggarkan beli cemilan dan memperbanyak minum air putih.

Nah, sekarang kamu sudah tahu bagaimana membuat resolusi tahun baru dengan benar, sesuai dengan asal muasalnya.
Tapi kalau kamu terlanjur membuat resolusi 2019 seperti ingin punya rumah, mobil, bisa traveling ke luar negeri dan lain sebagainya, itu terserah kamu saja.
Tak ada larangan. Tak ada hukum yang mengaturnya.
Namun, karena resolusi tahun baru adalah self commitment yang akan mendirect langkah kaki melalui tahun yang baru secara lebih baik, maka akan menjadi “sesuatu” banget kalau diawali dengan konstruksi yang benar pula. Bukan begitu ?
Akhirnya, terima kasih telah meluangkan waktu membaca tulisan tentang Resolusi 2019 ini.
Harapan saya semoga bermanfaat dan menambahkan wawasan menapaki misteri tahun 2019.
Seperti biasanya, tanpa bermaksud menggurui dan paling bener sendiri, please, ambil enaknya saja dan kalau ada yang enggak enak kasihkan ke pus meong. Jadi, apa resolusi 2019 kamu, boleh deh dishare di kolom kementar. Saya yakin resolusi kamu pasti menginspirasi.
Bukan begitu ?