Membangun Aset Digital Bagi Kelangsungan Hidup Usaha
Dunia semakin digital. Banyak pelaku usaha merubah pola. Teknologi konvensional tidak lagi menjadi prioritas dalam menyusun kebijakan marketing. Mereka mulai membangun aset digital bagi perkembangan bisnisnya. Apa itu aset digital dan mengapa begitu penting?
Walaupun belum bisa dikatakan sudah habis sama sekali, namun cara-cara konvensional sudah mulai ditinggalkan. Orang-orang dan para pelaku bisnis sudah semakin banyak beralih menggunakan teknologi digital berbasis internet.
Dulu, untuk membayar berbagai tagihan bulanan seperti listrik, telepon dan PAM misalnya, orang harus ngantri di loket-loket pembayaran hingga berjam-jam. Sekarang, hanya “memainkan jari-jemari” di atas tauchpad smartphone semuanya kelar.
Begitu pula dengan cara orang memenuhi kebutuhan harian. Mengakses e-commerce, toko online, layanan antar makanan dan transportasi daring tidak lagi hal aneh. Ini namun sudah menjadi hal biasa dilakukan orang setiap.
Itu adalah sebagian contoh kecil bagaimana teknologi internet nyata-nyata telah mengubah cara hidup manusia menjadi lebih cepat, simpel dan efisien. Tanpa disadari, gaya manusia pun semakin internet centris.
Ini adalah fakta. Banyak juga survey-survey yang mendukung hal ini. Salah satunya APJII (Asosiasi Penyedia Jasa Internet Indonesia) dan Indonesia Survey Center (ISC) tentang penetrasi internet di Indonesia Q2 tahun 2019-2020.
Dari hasil survey tersebut kita bisa melihat kalau 95,4% dari 7.000 responden di Indonesia mengakui kalau mereka terhubung dengan internet setiap hari menggunakan smartphone untuk berbagai kebutuhan.
Yang menarik adalah hasil survey yang menunjukkan untuk apa saja orang Indonesia menggunakan internet. Hasil survey menunjukkan kalau hiburan, berkirim pesan, belanja dan sosial media menjadi alasan sebagian besar masyarakat Indonesia menggunakan internet.
Seberapa Sering Orang Indonesia Terhubung Internet
Melalui Smartphone
APJII (Asosiasi Penyedia Jasa Internet Indonesia) – Indonesia Survey Center (ISC), 2020
Apa Yang Dilakukan Orang Indonesia Dengan Internet
Aset Digital Dan Urgensinya
Dari data di atas, sudah jelas terlihat kalau semakin populernya internet dan semakin terjangkaunya harga smartphone telah menciptakan trend baru dalam masyarakat.
Bagi pelaku usaha, trend baru masyarakat ini menjadi semacam “warning” atau peringatan bahwa sudah sedemikian urgent bagi pelaku bisnis atau usaha untuk mengubah pola marketingnya. Perubahan trend ini sebenarnya juga peluang yang besar dan menguntungkan.
Dalam bahasa marketing kekinian, perubahan pola marketing yang saya maksud disebut pula dengan Digital Marketing yakni pola marketing modern dengan memanfaatkan dukung teknologi digital berbasis internet.
Namun, apapun pengertiannya, digital marketing diyakini banyak pelaku bisnis sebagai jalan terbaik agar bisa servive dalam persaingan bisnis yang semakin berdarah-darah.
Untuk itu, pelaku usaha perlu berinventasi untuk memiliki aset-aset digital bagi usahanya.
Apa itu aset digital?
Dalam hubungannya dengan digital marketing, aset digital yang dimaksud adalah media atau jalur komunikasi digital berbasis yang bisa digunakan oleh pelaku usaha untuk melakukan promosi dan pemasaran produk dan jasa yang dimilikinya
Dalam prakteknya, para pelaku usaha bisa menjalankan berbagi media komuniasi yang tersedia seperti membuat website, melakukan Search Engine Marketing (SEM), mengoptimalkan Sosial Media Marketing, Email Marketing, membuat Aplikasi Mobile, Video, Paid Media Ads dan lain sebagainya.
Webpage
Aset digital paling populer Contoh adalah website, blog, landing page dan sales page
Sosial Media
Sama seperti webpage, media sosial juga aset digital penting bagi bisnis. Setengah lebih penduduk bumi menggunakan media sosial
Email Marketing
Hingga saat ini, email masih menjadi cara tercepat untuk menyampaikan informasi penting kepada pelanggan.
Aplikasi Mobile
Sebagian besar orang mengakses internet dan melakukaan aktivitas hariannya dengan smartphone. Aplikasi mobile menjadi menjadi aset digital spesifik untuk membidik segmentasi ppenggunaka smartphone.
Search Engine Marketing (SEM)
Aset digital ini bekerja supaya pencarian website perusahaan semakin mudah di mesin pencarian (Misal Google, Yandex, dll). Search Engine sendiri terbagi atas Search Engine Optimization (SEO-Gratis atau berbayar) dan Search Engine Marketing (SEM-berbayar).
Paid Media Ads
Aset digital ini bekerja dengan memanfaatkan media promosi lewat internet dengan cara berbayar Seperti facebook Ads & Instagram Ads, Google Ads Search, Google Ads Display dan Youtube Ads. Walaupun harus keluar duit namun efektif menjangkau target konsumen dengan tepat dan cepat karena umumnya sudah menggunakan teknologi AI (Artificial Intelligence).
Selain aset digital di atas, satu lagi aset digital yang bisa dijadikan para pelaku bisnis dan usaha untuk berkembang adalah membuat akun atau mendaftarkan perusahaan ke portal-portal direktori bisnis. Apa itu?
Direktori bisnis online adalah portal yang yang memuat kumpulan data perusahaan atau bisnis yang bisa dilihat di jaringan Internet. Secara umum direktori bisnis dikenal juga juga sebagai website listing atau website kamus perusahaan.
Karena berupa listing maka direktori bisnis online biasanya memuat ribuan data perusahaan, lengkap dengan profil, alamat kontak, katalog produk yang dijual, dan informasi lain yang mendukung.
Bagi pelaku usaha, membuat akun atau mendaftarkan diri ke dalam direktori bisnis online ini sangat menguntungkan karena memudahkan orang menemukan perusahaan dan produk-produk yang dijualnya, Ini disebabkan karena pada umumnya memliki fitur pencarian yang komprehensif dari mulai berdasarkan kategori bisnis dan usaha, nama perusahaan, kota dan sebagainya.
Nah salah satu portal direktori bisnis yang bisa dimanfaatkan bagi para pelaku usaha adalah indonetwork. Situsdirektori bisnis yang mempunyai alamat domain www.indonetwork.co.id salah satu yang paling banyak diminati oleh perusahaan dan pelaku usaha, termasuk UKM. Saat ini lebih dari 1 juta perusahaan telah terdaftar di situs ini.
Diminatiya Indonetwork.co.id oleh para pelaku bisnis di Indonesia ini karena Indonetwork merupakan marketplace dan direktori bisnis online yang kehadirannya tidak hanya di peruntukan untuk B2B Market (Business to Business) namun juga B2C (Business to Customer).
Nah, karena kediriannya juga B2C, maka Indonetwork ini bisa dimanfaatkan oleh pelaku bisnis perorangan maupun UKM di seluruh Indonesia untuk mempromosikan profil perusahaan dan produk-produk yang dijualnya.
Apalagi, Indonetwork juga menerapkan sistem pendaftaran GRATIS dengan syarat-syarat wajib yang mudah dipenuhi seperti SIUP dan NPWP.


Memiliki aset digital bagi usaha itu memberikan berbagai manfaat dan keuntungan. Saya mempunyai cerita menartik tentang hal ini.
Ketika masih menjadi orang kantoran pada sebuah perusahaan percetakan di Brebes dulu, saya pernah ditegur sama bos. Pasalnya, saat itu saya memutuskan untuk tidak lagi bekerja sama dengan sebuah agency yang menerbitkan buku direktory bisnis berisi alamat dan nomor-nomor telepon.
Saya berani memutuskan hal tersebut bukannya tanpa alasan. Selain biayanya yang besar hingga puluhan juta rupiah, menurut saya cara branding seperti itu sudah tidak produktif dalam konteks kekinian.
Faktanya, jangankan membuka buku telepon yang tebalnya sampai 25 cm, lha wong billboard-billboard besar berukuran 20 x 10 meter di sepanjang jalan antara alun-alun Brebes hingga Tegal saja sudah tidak lagi mendapat atensi dari orang-orang.
Di bus, di angkot dan transportasi umum lainnya, mata orang-orang sudah lekat dengan smartphone. Entah untuk membaca berita, streaming video, media sosial, dan sebagainya. Kalau sudah begini, mereka seperti orang autis yang asik sendiri, mengabaikan pemandangan di kanan dan kirinya.
Awalnya pak bos tidak setuju dan terjadi perdebatan saat itu. Namun argumen dan beberapa fakta yang saya sampaikan berhasil meyakinkan beliau. Sejak saat itu dana promosi tahun an yang awalnya mengalir ke berbagai media dan material promosi offiline akhirnya beralir ke promosi digital.
Aset promosi perusahaan pun tak lagi konvensional seperti berupa baliho, rountage dan sejenisnya namun step by step beralih ke aset digital dari mulai website, memanfaatkan google ads, youtube ads, media sosial business dan sebagainya.
Dampaknya, omset perusahaan pun meningkat. Pelanggan tidak hanya berasal dari lokal Brebes saja, namun juga dari tempat yang jauh bahkan lintas propinsi. Mereka menemukan layanan perusahan secara online yang berada dalam jaringan internet.
Walaupun saya sudah lama resign, setidaknya saya sempat merasakan berbagai manfaat yang diperoleh perusahaan dari perubahan pola dari dari konvensional ke digital dengan menfaatkan aset-aset digital yang dimiliki perusahaan.
Kalau dijabarkan dalam bentuk pointer, bebrapa hal ini manfaatnya.
Jangkauan Marketing Lebih Luas dan Menjaga Profitabilitas Usaha
Satu manfaat dan keuntungan yaang didapat degan memiliki aset digital adalah mampu jangkauan pemasaran yang lebih luas. Jelas ini berbeda dengan aset-aset konvensional seperti material promosi baliho, billboard dan sejenisnya. Nah, semakin luas jangkauan pemasaran maka kans (peluang) mendapatkan penjualan (hard selling) pun semakin terbuka lebar. Dan itu artinya meningkatkan profitabilitas usaha.
Cost Promosi Lebih Rendah
Ini pasti. Biaya promosi konvensional itu tinggi (High Cost). Pembuatan billboard bisa mencapai puluhan juta. Itu belum termasuk untuk bayar pajak tahun dan maintenancenya. Harga satu billboard bahkan cukup untuk investasi aset-aset digital seperti website dan sebagainya.
Hasilnya Terukur Dan Mudah Dianalisa
Mengguanakan aset digital seperti website, situs direktori bisnis lebih terukur dan mudah dianalisa menggunakan berbagai alat metric. Nah, klarena terukur, maka memudahkan mengevaluasi kefektifannya
Aset Digital Bisnis Saya
Setelah tidak bekerja lagi sebagai orang kantoran, saya bersama kakak menghidupkan kembali usaha kuliner rumahan, sama seperti yang telah saya lakukan bersama suami ketika masih tinggal di Yogyakarta. Sebagai pelaku usaha saya pun menyadari pentingnya aset digital bagi kelangsungan usaha. Walaupun berada di kampung, namun saya mempunyai keinginan untuk berkembang dan menjangkau pelanggan yang lebih luas, tidak hanya sekedar melayani warga sekitar di lingkungan tempat tinggal saya. Nah, apa aset digital yang saya miliki untuk usaha saya ?
Website
Aset digital yang saya miliki adalah website untuk kedai makan. Webite kedai makan yang namanya menggunakan nama kakak tertua saya ini beralamatkan di kedainokevi.online.
Website ini saya bangun dengan menggunakan WordPress yakni CMS yang dipakai lebih dari 30% website di dunia. Templatenya saya menggunakan Twenty-Twenty, dengan beberapa plugin tambahan khusus untuk restaurant.
Kenapa WordPress? Ya, hanya CMS itu yang sedikit saya pahami, sama seperti yang saya gunakan untuk membuat blog ini.
Seperti tujuan awal, dalam praktiknya website ini saya gunakan untuk menjangkau pasar (pelanggan) yang lebih luas yakni konsumen-konsumen yang berasal dari instansi baik pemerintah dan swasta, di luar kampung saya.
Website ini adalah aset digital saya sekaligus indentitas dan kredibilitas online usaha saya yang menambah kepercayaan diri dan memudahkan dalam melakukan promosi, penawaran dan pemasaran untuk instansi-instansi.
Website ini saya sertakan dalam email-email penawaran yang saya kirim ke instansi-instansi. Berawal dari sinilah, akhirnya usaha kedai makan saya kembali menghasilkan rupiah setelah sempat tutup saat pandemi Covid-19 masuk ke wilayah tempat tinggal saya.
Dari email penawaran dan website ini, saya pun mendapat banyak pelanggan dari instansi seperti bank, dealer motor, institusi pendidikan dan sebagainya.
Dengan kata lain, website ini menjadi aset digital yang membantu saya bertahan sampai saat ini di mana kondisi ekonomi masih belum stabil karena pandemi.

Aplikasi Pesan Antar Makanan
Aset digital kedua yang saya miliki adalah akun Gobizz di Goofood. Masuknya kedai makan saya di aplikasi Gofood ini memberi keuntungan tersendiri. Aset digital gratis yang bisa dimiliki para pelaku usaha kecil ini memberi kontribusi cukup signifikan terhadap omset kedai makan saya, lebih-lebih di masa pandemi seperti saat ini di mana orang masih riskan untuk keluar rumah.
Satu hari setidaknya bisa terjadi hingga 10-15 transaksi dengan jumlah yang bervariasi. Walalupun jumlahnya masih relatif kecil, namun aset digital ini sangat berarti dan berkontribusi positif bagi kelangsungan usaha saya.

Akhir Tulisan,
Ketika jaman sudah semakin digital, maka tidak ada cara lain selain merubah pola menjadi digital pula. Cara-cara konvensional sudah tidak mampu lagi menjadi bagian strategi dalam persaingan usaha yang semakin berdarah darah. Mempertahankankannya sangat beresiko. Sama halnya dengan bunuh diri perlahan-lahan.
Pilihan rasionalnya adalah membangun dan mengoptimalkan aset digital seperti website, aplikasi android hingga mendaftarkan usaha ke direktori bisnis dan sebagainya.
Terima kasih telah membaca artikel ini, semoga bermanfaat dan menginspirasi.