Selain Serviks, Ini Kanker Yang menjadi Mimpi Buruk Wanita di Dunia
Wanita itu perhiasan dunia. Begitulah Tuhan menciptakan sebaik-baiknya makhluk yang bernama wanita. Menyandang predikat ini, secara kodrati wanita terlahir cantik, menarik dan penuh pesona. Namun itu saja tidak cukup. Wanita juga harus sehat, kuat serta selalu menjaga kesehatan tubuh dari potensi terkena penyakit berbahaya, kanker misalnya.
Tubuh wanita berbeda dengan pria. Selain memiliki siklus hormonal periodik yang rumit, tubuh wanita memiliki elemen-elemen tubuh dengan sistem kerja yang unik dan kompleks. Karena kompleksitas ini pula wanita harus lebih care dengan kesehatan tubuhnya.
Menyoal kesehatan tubuh wanita memang bukan perkara mudah namun sebenarnya juga tidak susah. Yang perlu dilakukan adalah “ati-ati, eling, lan waspodo” pada perubahan-perubahan yang terjadi pada tubuh. Kenapa?
Banyak penyakit yang menyerang wanita tidak memunculkan gejala pada fase-fase awal penyebarannya, kanker misalnya.
Bisa dibayangkan kalau penyakit itu mampir di tubuh kita. Lalu, tiba-tiba saja dokter menvonis kanker tersebut telah masuk stadium lanjut. Uh, ini pasti akan menjadi ‘mimpi buruk’ tak berkesudahan.
Mimpi Buruk Itu Bernama Kanker Payudara!
Kanker payudara adalah sejenis tumor ganas yang terbentuk dari sel-sel payudara. Ia tumbuh, berkembang serta menyebar tanpa terkendali dan mengambil alih jaringan payudara yang sehat dan organ tubuh lainnya seperti. Kanker payudara ini menjadi salah satu “mimpi buruk” wanita sepanjang masa. Keganasan kanker ini telah merengut nyawa banyak wanita di seluruh dunia dan belum diketahui apa penyebabnya hingga kini.
Menurut World Health Organization (WHO), kanker payudara dengan prevalensi sangat tinggi di seluruh negara di dunia dan paling umum diderita para wanita. Jumlah penderita kanker setidaknya mencapai 14 juta kasus dengan angka kematian sebanyak 8,2 juta setiap tahunnya di seluruh dunia.
Di negara kita, prevelansi penambahan kasus baru relatif tinggi. Pada tahun 2020 mencapai 65.858 kasus. Bila dikomparasikan dengan jumlah populasi nasional sebesar 273.5 juta jiwa, maka diketahui bahwa 42,1 orang per 100 ribu wanita di Indonesia telah mengidap kanker payudara dengan kematian mencapai 22.430 atau 17 orang per 100 ribu penduduk.
Dengan jumlah kasus yang terdeteksi ini, tak heran kalau kanker payudara menjadi jenis penyakit kanker paling banyak diderita oleh wanita indonesia dibanding kanker lainnya. Persentasenya mencapai 16,6% dari total kasus kanker yakni 396.914 kasus. Benar-benar menjadi mimpi buruk para wanita, bukan?
Epidemiologi Kanker di Indonesia
The Global Cancer Observatory (GCO), Tahun 2020
Silent Killer Yang Mengancam Setiap Wanita. Waspadai Faktor Resiko dan Gejalanya!
Pertanyaan menarik adalah siapakah kelompok wanita yang memiliki resiko tinggi terkena kanker payudara ini? Meskipun belum diketahui secara pasti apa penyebab sel kanker tumbuh di payudara, namun ada sejumlah faktor yang bisa membuat seseorang wanita berisiko terkena penyakit ini.
Dalam webinar yang diinisiasi Dinas Kesehatan Kabupaten Brebes beberapa waktu lalu, saya memperoleh gambaran jelas bahwa kombinasi dari berbagai faktor dapat menjadi pemicu seorang wanita mengalami kanker payudara. Tiga diantaranya adalah,
Usia
Usia menjadi faktor utama wanita mengidap kanker payudara. Penelitian yang dilakukan oleh Centers for Disease Control and Prevention AS mengatakan bahwa sekitar 85% kasus kanker payudara terjadi pada wanita berusia 50 tahun ke atas, sedangkan 5% terjadi pada wanita di bawah usia 40 tahun.
Kepadatan Payudara
Wanita dengan jaringan payudara padat memang indah namun ia memiliki risiko lebih tinggi terkena kanker payudara dibandingkan wanita dengan payudara berlemak.
Gaya Hidup Tidak Sehat
Wanita dengan gaya hidup tidak sehat seperti gemar minum alkohol memiliki risiko lebih tinggi terkena kanker payudara dibandingkan dengan wanita yang tidak minum alkohol.
> Diolah dari berbagai sumber

Meskipun sebagian besar wanita menyadari betapa mematikan kanker payudara ini namun masih banyak wanita yang abai terhadap perubahan bentuk payudara. Mereka berfikir tidak mungkin terkena kanker ini karena payudara tidak terasa sakit dan tidak merasa memiliki gejala apapun. Ya, kanker payudara seringkali sulit terdeteksi di tahap awal karena ukurannya yang kecil dan tidak terasa sakit pada stadium awal. Namun tiiba-tiba sudah memasuki stadium lanjut yang mengakibatkan kematian.
Pengalaman ini terjadi pada tetangga sebelah rumah saya. Sebut saja namanya Bude Lin. Jauh sebelum ajal menjemputnya, wanita pensiunan Kabag. Tata Usaha sebuah bank daerah di Brebes ini pernah bercerita kalau ia tidak merasakan gejala apa-apa pada awalnya.
Baru ketika terlihat ada benjolan kecil dan beberapa kali merasa keluar cairan dari puting, ia memeriksakan diri ke dokter. Namun sayangnya itu sudah terlambat. Justru saat ada benjolan di payudara dan keluarnya cairan dari puting inilah gejala kanker disebut dokter telah stadium lanjut dan mematikan. Inilah kenapa kanker payudara disebut sebagai “silent killer.’
Nah, berkaca pada pengalaman ini, para wanita memang perlu memiliki pengetahuan dan pemahaman tentang gejala-gejala yang sangat mungkin menjadi tanda-tanda umum awal munculnya kanker payudara, yakni:
- 1Teraba adanya benjolan keras pada payudara atau ketiak;
- 2Terjajdi perubahan pada permukaan kulit seperti berkerut, atau terdapat cekungan;
- 3Terjadi perubahan bentuk dan ukuran payudara, terutama saat mengangkat payudara atau menggerakkan lengan;
- 4Puting payudara mengeluarkan lendir atau cairan selain ASI;
- 5Keluar tetesan darah dari puting payudara;
- 6Beberapa bagian puting memerah dan menjadi lembap permanen;
- 7Terjadi perubahan bentuk pada puting. Umumnya, menjadi melesak ke dalam;
- 8Puting masuk atau tertarik kembali
- 9Timbul ruam di sekitar area puting;
- 10Ada rasa sakit atau tidak nyaman yang berkelanjutan pada payudara.

> Diolah dari berbagai sumber
Jangan Sampai Menjadi “Mimpi Buruk“, Ayo SADARI Sejak Dini Sebelum Terserang Diri
Selain serviks, kanker payudara memang mimpi buruk wanita di belahan dunia manapun. Bila kanker payudara ini telah memasuki stadium lanjut, harapan dan kelangsungan hidup wanita yang menderita kanker ini sangat kecil. Namun kanker payudara BISA DIKENDALIKAN. Dalam banyak kasus bahkan penderita bisa sembuh, sepanjang terdeteksi sejak dini. Kok bisa?
Ya. wanita dengan kanker payudara stadium dini masih memiliki resiko yang sangat rendah terhadap terjadinya komplikasi. Ketika masih dalam stadium dini, kanker belum menyebar ke luar area payudara seperti kelenjar getah bening dan organ-organ tubuh lainnya. Inilah yang memudahkan pengendaliannya.
% Tingkat Kelangsungan Hidup Rata-Rata dalam 5 Tahun
Oleh sebab itu, deteksi dini kanker payudara ini menjadi hal yang wajib bagi setiap wanita. Semakin dini terdeteksi, maka semakin cepat pula penanganan yang dapat dilakukan untuk mencegah meluasnya penyebaran yang mungkin terjadi. Deteksi dini ini bisa dilakukan secara mandiri yakni dengan metode SADARI.
SADARI adalah akronim dari Pemeriksaan Payudara Sendiri untuk memeriksa payudara dari kemungkin terjadinya perubahan fisik yang menjadi tanda-tanda kanker payudara. Dengan pemeriksaan payudara sendiri ini, perubahan yang mengarah pada kondisi yang lebih serius bisa segera langsung ditangani.
Apa yang dilakukan adalah memperhatikan bentuk, ukuran, dan apakah ada perubahan seperti permukaan, warna kulit, dan bentuk puting payudara. Periksa juga apakah ada cairan yang keluar dari puting dengan cara menempatkan jempol dan jari telunjuk di sekitar puting, lalu tekan-tekan secara perlahan.
Waktu paling tepat melakukan SADARI ini adalah beberapa hari setelah selesai menstruasi. Kenapa? Pada saat ini, kadar hormon kewanitaan masih fluktuatif. Umumnya menyebabkan beberapa perubahan pada bagian-bagian tubuh terutama payudara yang padat dan mengencang.
Bagaimana kalau masih ragu?
Menghubungi segera dokter atau pusat penangan kanker ini menjadi cara terbaik dan paling rasional karena dokter akan melakukan skrining kanker payudara dengan menggunakan berbagai peralatan dianogsa canggih untuk mendeteksi kemungkinan munculnya kanker payudara lebih dini seperti Mammogram (mamografi), Pemindaian Ultrasound atau Magnetic Resonance Imaging (MRI) sesuai dengan kebutuhan.
Nah, dari skrining kanker payudara yang dilakukan dokter ini, kita akan mengetahui lebih detail lagi apakah payudara kita sehat atau terkena kanker. Bila terkena kanker, dari skrining ini pula akan diketahui jenisnya apakah Karsinoma Duktai In Situ, Karsinoma Lobular In Situ, Karsinoma Duktai Invasif atau Karsinoma Lobular Invasif.
Termasuk dalam hal ini adalah pilihan tindakan pengobatan dan perawatan yang direkomendasikan dokter seperti apakah harus operasi untuk mengangkat kanker (pembedahan payudara atau pengangkatan seluruh payudara), Radioterapi, Terapi Sistemik (Kemoterapi,Terapi Hormonal,Trastuzumab (Herceptin®)) dan tindakan-tindakan rehabilitasi lainnya. Inilah kenapa menghubungi dokter atau mendatangi pusat penangan kanker menjadi cara terbaik meskipun kita melakukan upaya mandiri dengan metode SADARI.
Akhir Tulisan
Mencegah jauh lebih baik daripada mengobati.
Begitu kalimat bijak yang sering kita dengar. Saya pikir anda sepakat dengan kalimat ini, bukan? Ya, berarti kita sefrekwensi.
Nah, melihat persentase kelangsungan hidup yang kecil bila seorang wanita mengidap kanker payudara stadium lanjut, maka hal paling rasional adalah dengan selalu memantau perubahan yang terjadi pada payudara kita.
Ketika SADARI menjadi langkah mandiri untuk mendeteksi kemungkinan munculnya gejala kaker payudara pada diri kita, maka hal selanjutnya yang paling penting adalah membuat janji dengan dokter atau mendatangi pusat penanganan kanker untuk skrining dan penanganan yang tepat. Prinsipnya, semakin dini gejala kanker payudara ini terdeteksi maka semakin besar peluang untuk sembuh dan hidup.
Semoga kita tidak mengalami “mimpi buruk” ini.

KANKER PAYUDARA
Kanker Payudara adalah penyebab utama kematian kedua pada wanita saat ini. Kejadian tertinggi terjadi pada kelompok usia....