Ciptakan Proses Belajar Mengajar Produktif Selama Pandemi, Guru Perlu Ikut Sertifikasi Guru di GuruInovatif.id
Guru bukan hanya sekedar profesi. Mereka adalah garda depan pendidikan nasional yang menghantarkan anak bangsa menjadi generasi unggul yang dibutuhkan pembangunan. Oleh sebab itu, guru dituntut upgrade skill dan kualitas mengikuti perkembangan jaman. Dalam situasi pandemi seperti saat ini, guru perlu menciptakan proses belajar mengajar produktif, lebih sekedar perintah merangkum dan mengerjakan soal melalui WA. Dari mana memulainya?
Beberapa waktu lalu saya melihat Ayunda, anak perempuan saya duduk di kelas 7, terlelap lagi di meja belajarnya. Laptopnya masih dibiarkan dalam keadaan menyala dengan buku-buku pelajaran yang berserakan di sana-sini. Ah, pantas saja ia tak mendengar ketukan pintu kamar, batin saya. Awalnya saya bermaksud mengajaknya sholat berjamaah karena azan Ashar telah berlalu. Namun saya terpaksa mengurungkan niat itu untuk beberapa saat, lebih-lebih setelah memandangi wajahnya yang nampak begitu capek dan kelelahan.
Ya, sejak proses belajar mengajar dilakukan jarak jauh karena pandemi Covid-19, ia tetap menjalani rutinitas harian yang padat. Sejak pagi ia sudah berada di meja belajar menyiapkan segala sesuatunya. Sambil mereview pelajaran sebelumnya atau sekedar mendengarkan musik, ia menunggu instruksi dari guru melalui Whatsapp. Setelah itu, ia tenggelam dengan tugas-tugas yang diberikan gurunya mulai dari merangkum materi, membuat essay, membuat video dan mengikuti ulangan secara online. Begitu rutinitas yang dijalani setiap hari.
Ia memang tak mengeluh, namun saya melihat betapa ia menjalani proses belajar yang monoton dan sangat menjemukan selama pandemi. Tak sekali pun saya melihat guru-gurunya menggunakan teknologi lain dan membuat suasana belajar menjadi hidup dan produktif. Seolah-olah proses belajar juga ikut-ikutan terinfeksi virus corana juga.
Setiap hari ia hanya ketemu instruksi untuk mengerjakan tugas-tugas guru yang tak sedikit atau mengikuti ulangan melalui Whatsapp. Itulah kenapa, terkadang saya melihat dia begitu kecapaian dan kelelahan hingga tak jarang tertidur di meja belajarnya. Mungkin saja ia pun membawa tugas-tugas itu ke dalam alam mimpinya yang dalam.
Sebagai orang tua, saya pun bertanya-tanya, apakah harus seperti ini proses belajar mengajar selama pandemi? Kenapa guru-gurunya tidak berupaya menggunakan kemajuan teknologi seperti Youtube, Zoom, OBS, Google Classroom dan sebagainya?
ANTARA KUALITAS GURU, ANGARAN YANG BESAR DAN WAJAH ASLI PENDIDIKAN NASIONAL
Apa yang dialami Ayunda ternyata juga terjadi di tempat lain. Ada kesamaan pola dalam proses belajar mengajar online yang memang monoton dan menjemukan. Guru hanya membebani murid dengan tugas-tugas semata yang mengakibatkan dampak psikis dan kelelahan bagi siswa.
Kesamaan pola dan dampak dari proses pembelajaran jarak jauh ini ditunjukkan dengan berbagai hasil survey yang dilakukan berbagai lembaga, sebut saja seperti KPAI. Survey KPAI mengatakan kalau sebagian besar responden mengaku sangat terbebani tugas dari guru dan mengaku sulit mengumpulkan tugas karena guru meminta mengerjakannya dalam waktu singkat.
Sangat wajar kalau potensi stress anak malah tinggi selama proses belajar mengajar jarak jauh karena beban tugas yang begitu banyak tersebut. Walalupun pada pratiknya, murid hanya mengikuti 2-3 perlajaran saja. Bisa jadi itu pula yang dirasakan Ayunda walaupun tak terkatakan
Survey pelaksanaan proses belajar jarak jauh
KOMISI PERLINDUNGAN ANAK INDONESIA (KPAI) TAHUN 2020
20 Propinsi dan 54 Kabupaten/kota dengan melibatkan 1.700 responden atau 1.244 siswa
Bagi saya, survey KPAI ini sekaligus menunjukkan wajah asli kualitas pendidikan bangsa Indonesia yang sesunguhnya. Muncul kegamangan dalam diri saya karena saya awalnya percaya kalau sistem pendidikan nasional bangsa ini baik-baik saja. Namun, melihat apa yang terjadi, pandangan saya malah jadi nanar dan mendadak meyakini kalau sistem pendidikan bangsa ini lemah dan bermasalah.
Ibarat obat, sistem pendidikan bangsa kita ternyata belum teruji klinis. Ia gagal menghadapi faktor ekternal yang muncul tiba-tiba seperti pandemi Covid-19. Lebih lanjut, pemerataan kualitas guru pun menjadi pertanyaan karena merekalah pelaksana lapangan yang menjadi ujung tombak pendidikan ini.
Saya jadi teringat dengan apa yang disampaikan oleh Plt. Pusat Data dan Teknologi Informasi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Gogot Suharwoto, sebagaimana dikutip oleh medcom.id setahun lalu. Pada event EduTech Expo bertema “Transforming The Future of Indonesia Education” di JCC Senayan, Pebruari 2020 lalu, beliau pernah mengatakan alasan kenapa hingga sampai saat ini teknologi masih sulit masuk di ruang-ruang kelas untuk pembelajaran. Ternyata faktor utamanya adalah rendahnya kompetensi guru dalam bidang pengetahuan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK). Dengan bahasa lain, guru-guru di Indonesia yang banyak yang gagap teknologi (gaptek).
Rendahnya kompetensi guru dalam bidang TIK ini dibuktikan dengan pemetaan yang dilakukan Kemendikbud terhadap 28 ribu guru menggunakan 4 (empat) level parameter yang diadopsi dari UNESCO, berturut-turut yakni literasi ICT (Teknologi, Informasi, Komunikasi), kemamauan mengaplikasikan dengan mudah, guru sudah bisa membuat konten sendiri, dan guru mampu menjadi trainer. Hasilnya?
Hasil pemetaan menunjukan, bahwa ternyata hanya 46% dari guru-guru Indonesia yang menguasai level 1 dan hanya 14% saja yang lolos level 2. Dengan kata lain, dari sini bisa dilihat bahwa kompetensi guru Indonesia dalam penguasaan TIK ternyata di masih bawah 50%.
Pemetaan ini membuka mata sekaligus menjadi jawaban atas pertanyaan saya, kenapa selama pandemi guru-guru pengajar Ayunda menggunakan pola ajar yang tidak produktif, bahkan sepertinya tidak mampu menemukan pola tepat untuk menyelenggarakan sistem belajar mengajar efektif dalam masa sulit seperti ini walalupun teknologi sudah sangat memungkinkan.
Nampaknya anggaran besar yang digelontorkan pemerintah untuk pendidikan dan kesejahteraan guru tidak sebanding dengan hasil yag diharapkan. Padahal sepengetahuan saya, anggaran pendidikan sangat besar selalu naik setiap tahunnya dan dipatok 20% dari APBN total APBN.
Nilainya mencapai ratusan trilyun. Lihat saja, tahun 2019 lalu anggaran pendidikan nasional mencapai 492 Triliun Rupiah.Kemudia naik 6.2% di tahun 2020 menjadi Rp 508,1 triliun. Bahkan, kalau tidak salah mengutip, pada APBN 2021 ini anggaran pendidikan nasional kembali naik. Pemerintah menganggarkan Rp 549,5 triliun..
Anggaran Pendidikan Indonesia Tahun 2011-2021
Kementerian Keuangan Republik Indonesia (2011-2019)
GURU Butuh Terus MEMPERBAHARUI Skill, kualitas
dan Kompetensi DIRI
Sebagai seorang orang tua yang sejak kecil tumbuh di keluarga guru sebenarnya saya sangat menyayangkan dengan dengan kenyataan ini.
Saya kuwatir lelucon sistem pendidikan nasional di masa pandemi akan “generasi blank” benar-benar terbukti karena guru tidak mampu menjalankan sistem belajar mengajar yang produktif.
Kalau ini terjadi, betapa naif menurut saya karena guru adalah elemen terdepan sistem pendidikan nasional dalam menciptakan generasi unggul yang dibutuhkan pembangunan bangsa. Lebih-lebih anggaran pendidikan sudah sangat tinggi dan teknologi sudah sangat memungkinkan untuk menjadi lebih baik.
Saya sepakat dengan pemikiran Zamroni Umaedi, Depdiknas Jakarta, dalam kajiannya yang berjudul Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah, bahwa dalam meningkatkan mutu pendidikan, sasaran sentral yang banyak dibenahi adalah mutu guru dan mutu pendidikan guru.
Kualitas pendidikan nasional tidak bisa dijawab dengan cara mengubah kurikulum, atau mengganti menteri atau dirjen saja. Kualitas pendidikan hanya bisa dijawab oleh kualitas guru. Tanpa perbaikan kualitas guru, kualitas pendidikan akan tetap jauh panggang dari api alias tidak memadai.
Nah, perbaikan mutu guru ini dilakukan dalam upaya menjaga agar kompetensi prefesi sesuai dengan perkembangan zaman yang semakin internet centris.
Dalam praktiknya, secara umum kompetensi guru dilakukan melalui pembinaan dan pengembangan dari mulai kompetensi pedagogik, kepribadian, profesional, dan sosial yang dilanjutkan dengan pengembangan karier meliputi penugasan, kenaikan pangkat, dan promosi.
Keduanya harus berjalan selaras dan seimbang disesuaikan dengan jabatan fungsional masing-masing.
Pedagogik
Kompetensi guru bagaima memahami peserta didik serta kemampuan mengelola pembelajar mulai dari merencanakan, melaksanakan sampai pada tahap mengevaluasi
Profesionalitas
Kapabilitas guru bagaimana ia menguasai materi pembelajaran secara luas dan mendalam yang mencakup penguasaan substansi isi materi pembelajaran serta substansi keilmuan yang menaungi materi dalam kurikulum

Sosial
Kompetensi guru dalam komunikasi dan pergaulan secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua dan masyarakat
Personality dan Kepribadian
Kompetensi bagai guru mampu memberdayakan potensi personalitas dan kepribadian yang mantap, dewasa, stabil, arif dan berwibawa sehingga mampu menjadi suritauladan bagi murid-muridnya
Bapak dan Ibu Guru, JAdiLAH KREATIF DAN Inovatif!
Luangkan Waktu Anda UNTUK Mengikuti Sertifikasi Guru di GuruInovatif.id
Banyak cara yang bisa dilakukan oleh guru untuk mengembangkan kemampuan, skill dan profesionalitas sesuai era teknologi, lebih-lebih di masa pandemi yang penuh dengan tantangan. Kuncinya adaptasi dengan memanfaatkan teknologi secara maksimal.
Hal yang paling memungkinkan adalah dengan mengikuti program-program pelatihan dan sertifikasi atau kursus-kursus produktivitas tentang bagaimana memanfaatkan teknologi dalam proses pembelajaran.
Sebenarnya kalau guru-guru memiliki minat tinggi dalam pengembangan diri pasti tidak akan kesulitan menemukan platform-platform online yang bisa dipergunakan, baik yang free maupun berbayar, sebut saja salah satunya seperti guruinovatif.id yakni portal pembelajaran dan sertifikasi online yang dipersembahkan khusus untuk guru Indonesia.
Platform ini sendiri adalah persembahan dari HAFECS (Highly Functioning Education Consulting Services) yakni sebuah lembaga yang konsisten mendorong percepatan transformasi pendidikan Indonesia melalui pengembangan metode pengajaran dan pembelajaran di kelas serta pengembangan kurikulum sekolah.
HAFECS berada di bawah ordinasi Yayasan Hasnur Centre yang didirikan oleh almarhum Haji Abdussamad Sulaiman HB di Banjarmasin pada tahun 2010 lalu.
Platform ini sangat bagus karena memberi ruang lebar sebagai tempat belajar guru untuk meningkatkan kemampuan dan skill mengajar yang akan memudahkan transfer ilmu pengetahuan kepada murid, lebih-lebih di masa pandemi di mana pembelajaran lebih banyak dilakukan secara online.
Di plotform ini guru belajar mengasah keterampilan mengajar dengan berbagai pelatihan guru yang menarik dan variatif seperti mini course, productivity course, webinar hingga sertifikasi guru online. Sertifikasi Guru di GuruInovatif.id bahkan menggunakan term 32JP atau sama dengan 1 Angka Kredit.

Mini Course
Kursus online gratis bersertifikasi 6JP bagi guru Indonesia untuk segala jenjang dan mata pelajaran dengan topik-topik tertentu seperti PCK (Pedagogical Content Knowledge)) dan HOTS (Higher Order Thinking Skills).

Webinar
Event-event webinar dengan topik berkualitas seputar keguruan dan parenting yang dipandu trainer-trainer ahli dalam bidangnya. Webinar ini bersitifikat 4JP dengan biaya yang relatif terjangkau.

Sertifikasi Online
Kursus online premium bersertifikat 32JP yang terdiri dari video pengajaran dengan materi yang terstruktur dari jenjang TK hingga SMA.

Productivity Course
Program-program Productivity Course bagi guru Indonesia untuk meningkatkan berbagai keahlian. Kursus ini bisa diakses secara gratisgratis.
Bagi guru, ada banyak manfaat dan keuntungan dengan mengikuti kursus pembelajaran di guruinovatif.id ini. Secara teknis, guru belajar di guruinovatif.id selain bersertifikasi yang akan menambah angka poin, juga memberi beberapa keuntungan lain. Kenapa?

Kurikulum Berkualitas dan Trainer Berpengalaman
Kurikulum di GuruInovatif.id dibuat para trainer profesional dan berpengalaman serta guru-guru terbaik dari sekolah yang telah menjadi mitra GuruInovatif.id sehingga berkualitas dan sesuai dengan kebutuhan pendidikan nasional saat ini yang menghendaki guru lebih aktif dan meningkatkan kemampuan diri
Aplikatif
Semua materi pembelajaran di guruinovatif.id mudah di aplikasikan pada kegiatan belajar mengajar guru.
Freemium dan Premium
Banyak materi pembelajaran yang bisa diakses secara mudah dan gratis (freemium). Namun, untuk beberapa jenis pembelajaran hanya tersedia secara premium. Walaupun demikian biaya investasi sangat terjangkau bagi guru Indonesia.
Proses Sertifikasi Mudah
Guru belajar di GuruInovatif.id bisa di mana saja dan kapan saja serta kompetibel diakses dari berbagi gadget walaupun platform. Dalam praktiknya, proses mendapatkan sertifikasinya pun mudah hanya melalui tahap saja yakni membuat akun di guruinovatif.id, pilih program kursus, investasi (bagi yang ingin premium), mulai kursus dan mendapatkan berbagai fasilitas lain termasuk sertifikasi.
Bapak dan Ibu Guru,
Coba Awali Dengan Mengikuti Productivity Course
di GuruInovatif.id
Mengawali belajar di guruinvatif.id, bagi guru-yang ingin memanfaatkan teknologi untuk proses belajar mengajar bisa memulai dengan mengikuti Productiity Course. Ada beberapa materi bagus yang bisa diambil. Materi ini bermanfaat untuk memberdayakan proses belajar mengajar di masa pandemi ini agar lebih produktif dan mengasikan bagi murid, sebut saja seperti Cara Merekam Materi Pembelajaran melalui Screen Recorder (OBS) atau Cara Menggunakan Zoom untuk Mengajar di Kelas Sekolah.

Cara Menggunakan Aplikasi Screen Recorder OBS
Pada kursus ini akan dijelaskan cara mudah merekam matari pembelajaran menggunakan screen recorder (OBS). Mulai dari tahap paling awal yaitu menginstal, mensetting hingga merekam, semuanya akan dibahas secara tuntas dan mendetail pada kursus ini.
Trainer
Muhammad Arif Sadewa S. Kom

Cara Menggunakan Zoom untuk Mengajar di Kelas Sekolah
Kursus singkat ini menyajikan materi tentang bagaimana cara menggunakan dan memanfaatkan zoom untuk mengajar siswa di sekolah. Materi singkat yang disajikan mengacu pada pemanfaatan fitur-fitur zoom untuk mendukung proses belajar mengajar sebagai media pembelajaran yang inovatif dan bermuatan teknologi.
Trainer
Rosaliana Intan Pitaloka, M.Pd.
Daftar Diri Anda Segera!
AKhir Tulisan
Pandemi Covid-19 masih belum ada indikasi kapan terhenti. Yang penting saat ini adalah bagaimana proses belajar mengajar menjadi lebih baik. Guru Indonesia harus memanfaatkan teknologi yang memungkinkan proses belajar mengajar menjadi lebih asik dan tidak menjemukan bagi murid, lebih dari sekedar memberi perintah melalui WA.
Ketika proses belajar mengajar menuntut penggunaan teknologi seperti youtube, animasi, zoom, OBS, google classroom dan sejenisnya, maka sudah menjadi tanggung jawab para guru memenuhinya.
Menurut saya, masih ada kesempatan bagi guru Indonesia untuk upgrade skill dan kompetensi untuk memwujudkan model proses belajar mengajar seperti itu. Yang dibutuhkan hanyalah meluangkan waktu untuk mempelajarinya. Dan itu mudah karena bisa dilakukan bahkan secara mandiri dan online.
Nah, salah platform yang bisa dimanfaatkan adalah guruinovatif.id, yakni portal pembelajaran dan sertifikasi online dalam satu tempat platform.
Saya sangat berharap guru-guru Ayunda pun memanfaatkan platform ini untuk peningkatan kualitas diri sehingga bisa menciptakan suasana belajar yang produktif walalupun masih dalam suasana pandemi yang berkepanjangan ini.
Terima kasih telah membaca artikel ini, semoga bermanfaat. Salam guru inovatif Indonesia!
Lihat video menarik di bawah ini.