Home
Kesehatan
Terapi Ortho K VIO Optical Clinic, Turunkan Miopi dalam Tiga Minggu

Terapi Ortho K VIO Optical Clinic, Turunkan Miopi dalam Tiga Minggu

Terapi Ortho K VIO Optical Clinic – Meilin, keponakan saya, mengeluh kepada ibunya kalau pandangan matanya buram. Ia tidak bisa melihat jalan dengan baik saat ke sekolah. Ia harus menyipitkan mata atau menutup sebagian mata agar dapat melihat objek di depannya dengan lebih jelas. Meilin minta dibawa ke dokter untuk periksa mata.

Mendengar penuturannya, saya mengira Meilin mengidap miopi (miopia/myopi) atau rabun jauh. Perkiraan saya sangat beralasan setelah melihat kebiasaannya yang semakin lengket dengan handphone baik untuk belajar, steaming youtube, maupun bermain game. Kebiasan ini terasa sekali ketika proses belajar mengajar dilakukan secara online dari rumah (WFH) karena pandemi.

Apa sih Miopi Itu?

Miopi disebut juga sebagai mata minus atau rabun jauh. Ini merupakan suatu kondisi di mana seseorang tidak dapat melihat objek jarak jauh tertentu secara jelas. Miopi ini bisa dialami orang dalam berbagai usia, namun umumnya diidap anak-anak dimasa pertumbuhan yakni 8 hingga 16 tahun. Kebanyakan orang menganggap miopi adalah hal remeh-temeh dan tidak berbahaya. Padahal bila tidak mendapat perawatan secara cepat, miopi bisa memburuk dan sangat menganggu aktivitas.

Secara global, kasus miopi ini meningkat meningkat signifikan dan mulai meresahkan berbagai pihak. Penelitian yang dilakukan Holden pada tahun 2016 yang menyebutkan prevalensi miopia di dunia pada saat itu adalah 28 persen penduduk dunia atau sekitar dua miliar. Holden memperkirakan pada tahun 2050 akan mencapai 50 persen atau sekitar lima miliar.

Di Asia, terjadi peningkatan prevalensi miopi dalam dua puluh tahun terakhir ini. Pada tahun 1930, miopi hanya diidap 20% dari jumlah penduduk usia muda namun meningkat menjadi 80% pada 2010. Di Asia Timur, seperti di Korea Selatan 96% penduduk usia muda terkena miopia, Hongkong 87%, Taiwan 85 persen, Cina 84%, Singapura 82%. Di Seoul, 95,5% dari laki-laki usia 19 tahun bahkan telah terkena miopia.

Sementara di Indonesia, dari berbagai survey menunjukkan kalau tingkat prevalensi miopi juga sangat tinggi. Di Yogyakarta misalnya, sebanyak 20% siswa sekolah dasar usia 12 tahun terkena miopia. Data ini terus meningkat, seiring dengan semakin masifnya penggunaan gawai, komputer dan sejenisnya.

Myopia: Now and in 2050

Gejala, Faktor Penyebab dan Jenis-Jenis Miopi

Gejala umum miopi yang bisa dilihat seperti harus menyipitkan mata atau menutup sebelah mata agar dapat melihat objek dengan jelas, penglihatan buram ketika melihat benda yang berada dikejauhan, mata kelelahan yang menyebabkan sakit kepala, kesulitan melihat jalan saat jalan atau berkendara lebih-lebih malam hari, dan lain-lain.

Pada anak, miopi sebenarnya dapat terdeteksi sejak kecil. Gejala yang dapat dilihat seperti anak tidak menyadari adanya benda jauh, sering menggosok mata, saat melihat televisi harus duduk lebih dekat dengan layar, sering mengedipkan mata, terus-menerus menyipitkan mata saat melihat sesuatu, dan sebagainya. Lalu, apa penyebab miopi?

Pada dasarnya penyebab utama miopi adalah faktor genetika. Bentuk bola mata penderita miopi umumnya lebih panjang daripada bola mata orang normal normal yang mengakibatkan cahaya yang masuk ke mata tidak tepat pada retina. Miopi juga bisa disebabkan karena adanya kelainan pada kornea dan lensa mata yang berfungsi memfokuskan cahaya pada retina (kelainan refraksi). Ketika kornea dan lensa mata tidak melengkung secara merata, maka sinar cahaya tidak dapat dibiaskan dengan sempurna.

Meskipun genetika merupakan faktor penyebab utama, namun miopi juga dapat disebabkan karena gaya hidup yang berhubungan dengan mata, seperti seringnya berinteraksi di depan komputer, televisi, maupun gawai/gadget(extensive near work), kurang mendapatkan sinar matahari serta kekurangan vitamin D.

Tentang jenis, secara umum miopi terbagi dalam tiga kategori yakni miopi ringan dengan 2-3 dioptri, miopi sedang dengan 3-6 dioptri dan di atas 6 dioptri yang tergolong tinggi. Dioptri itu sendiri adalah satuan pengukuran kemampuan optikal dari sebuah lensa, cermin cekung atau cermin cembung (Wikipedia).

Terapi Miopi

Terapi mata minus secara medis adalah cara terbaik untuk miopi. Terapi medis dibutuhkan untuk membuat bentuk kornea mata kembali normal. Dan ini tidak dapat dilakukan hanya dengan minum Jus Wortel saja. Pembentukan ulang kornea mata ini bisa dilakukan baik melalui metode operasi (laser) maupun tanpa operasi.

Bagi penderita miopi yang ingin melakukan terapi tanpa melalui operasi (pengikisan), salah satu pilihan terbaiknya adalah terapi Ortho K Apa itu?

Terapi Ortho K VIO Optical Clinic, Turunkan Miopi dalam Tiga Minggu

Terapi Orthokeratology (Ortho k) merupakan metode terapi miopi TANPA OPERASI. Terapi Ortho-k ini merupakan sebuah proses membentuk ulang permukaan kornea menggunakan lensa kontak khusus yang disebut dengan lensa Ortho-k. Tujuannya adalah untuk mengkoreksi kelainan miopia (mata minus) dan astigmatism (silinder) sehingga penderita dapat memiliki penglihatan yang nyaman tanpa harus memakai apa pun setelah melepas lensa Ortho-k.

Melalui Metode Ortho-k ini penderita harus memakai lensa Ortho-k secara teratur di malam hari untuk mengoreksi penglihatan jarak jauh yang kabur di siang hari. Jadi lensa orthokeratology bekerja meratakan kornea saat penderita tidur. Sehingga, keesokan harinya, cahaya yang melewati kornea bisa fokus tepat di retina, dan menghasilkan penglihatan yang lebih jelas.

Terapi Ortho-k sangat Aman dan bila dijalankan dengan benar, terapi Ortho-k ini mampu menurunkan miopi dalam tiga minggu. Selain itu, pengguna dapat menghentikan terapi kapan saja dan bentuk kornea akan pulih kembali karena tidak satupun bagian dari kornea yang dihilangkan.

Untuk melakukan terapi miopi Ortho-k, penderita bisa mengunjungi Vio Optical Clinic. VIO Optical Clinic sendiri adalah salah satu klinik kesehatan mata profesional dan terpercaya di Indonesia yang terus komitmen membantu keluarga Indonesia meningkatkan kualitas penglihatan menjadi lebih baik melalui berbagai layanannya yang berkualitas.

Klinik yang sudah berpengalaman sejak 2013 ini berada di bawah naungan Dokter Optometri lulusan Cebu Doctor University Phillipine yang berpengalaman. Selain itu, Vio Optical Clinic juga telah mendapatkan sertifikasi Fellow American Academy of Optometry (FAAO) serta memiliki spesialisasi di bidang Vision Therapy (Terapi Penglihatan) skala internasional.

Di klink yang memiliki jaringan luas mulai dari Jakarta hingga Surabaya inipun tidak hanya memiliki Dokter Optometri saja namun juga bekerja sama dengan para Dokter Spesialis Mata yang juga siap membantu keluarga Indonesia mendapatkan penanganan terhadap berbagai permasalahan mata.

Cara Cepat Jual dan Sewa Apartemen

Tukang Ojek Ini Pahlawan Bagi Keluarga

4 Tips Memilih Compact Powder, Tampil Glowing Seharian!

Memesan Tiket Perjalanan Travel Surabaya Denpasar dengan Mudah di Traveloka

Personal website yang dibangun dari “ketidaktahuan” dan “keterlambatan” memasuki dunia digital. Di saat orang-orang sudah membuat startup yang menghasilkan dollar bertumpuk-tumpuk, jengyuni masih asik soscmed-an dan malah hanya membaca keberhasilan orang lain di portal-portal berita melalui layar smartphone yang besarnya tak lebih dari 5 inc.