Sebagai orang tua saya yang tak ingin sikapnya menjadi keterusan tentu saja tidak jemu untuk menegur, menasehati dan memberi pengertian padanya. Setiap kali ia melakukan hal yang sama, di saat itu pula saya menegurnya bahwa apa yang ia lakukan itu salah.
Namun, anak seumuran dia itu bukan anak kecil lagi. Cara yang saya lakukan pun berbeda, tidak seperti ketika saya menasehati adiknya yang masih kecil.
Dalam hal ini saya melakukan apa yang disampaikan oleh dr. Aisyah Dahlan, CHT, seorang Praktisi Neuroparenting Skill yang juga Ketua Asosiasi Rehabilitasi Narkoba Indonesia, yakni memanfaatkan momentum 2 menit.
1 menit pertama, saya langsung menegurnya. Namun dengan bahasa yang mudah dipahami dan dilogika tentang sebab akibat dari perbuatannya yakni kenapa harus begini, kenapa harus begitu, apa akibatnya, dan sebagainya.
1 menit berikutnya, saya juga memujinya sebagai anak yang baik, sholehah dan sebagainya. Ini saya lakukan untuk membangun citra positif dalam dirinya. Setelah itu biasanya saya memeluknya sembari bilang kalau saya sayang sekali dengannya, dan menaruh harapan besar padanya.